Facebook

6 Cara Investasi Reksa Dana Sebagai Solusi Menghadapi Risiko Investasi

Cara Investasi Reksa Dana

Mempelajari cara investasi reksa dana tidak hanya berkutat pada keuntungan saja. Instrumen investasi ini mempunyai risiko yang tinggi dibandingkan produk lainnya. Walau begitu, Anda masih berpeluang mengatasi kemungkinan tersebut sebelum jatuh ke jurang kebangkrutan.

Perlu diingat bahwa investasi dan risiko adalah dua hal yang tak bisa Anda pisahkan. Berikut ini enam risiko yang akan Anda jumpai dalam reksa dana beserta solusi yang bisa diterapkan.

  1. Return reksa dana tak menentu

Jangan samakan reksa dana dengan tabungan maupun deposito. Dengan tingginya risiko yang dijumpai, return yang Anda peroleh dari instrumen ini pun biasanya tidak pasti. Maka dari itu, belum tentu cara investasi reksa dana yang Anda aplikasikan tak selamanya membawa profit besar.

Untuk menghadapinya, Anda harus memilih jenis reksa dana yang sesuai sejak awal. Kemudian, Anda juga disarankan untuk melakukan diversifikasi. Sebarkan uang yang Anda miliki ke berbagai instrumen untuk menekan tingkat kerugian.

  1. Tak mendapatkan jaminan pemerintah

Hal lainnya yang membuat reksa dana berbeda dari tabungan dan deposito adalah tak ada jaminan yang diberikan pemerintah. Dengan kata lain, saat Anda merugi, maka Anda juga yang mengganti semua kehilangan yang diakibatkan kejadian tersebut.

Jadi, sebelum menerapkan cara investasi reksa dana, pastikan kalau Anda sudah memegang tujuan keuangan yang tepat. Jangan paksakan diri saat jenis reksa dana yang ditawarkan ternyata tak dapat Anda penuhi. Berinvestasilah saat Anda benar-benar siap.

  1. Tak ada proteksi jiwa yang disiapkan

Reksa dana juga bukan produk asuransi jiwa yang dapat ‘melindungi’ Anda. Ketika Anda mengalami musibah seperti sakit atau kecelakaan, maka investasi akan berhenti. Tak akan ada pihak atau orang tertentu yang menggantikan dan melanjutkannya.

Untuk menekan risiko, Anda dapat membeli asuransi jiwa untuk proteksi diri. Dengan demikian, ada uang asuransi yang bisa digunakan apabila investor mengalami musibah. Ada juga asuransi unitlink yang bisa Anda manfaatkan.

  1. Harus berinisiatif sendiri

Risiko berikutnya yang akan Anda jumpai dalam cara investasi reksa dana adalah tak akan pihak yang membantu untuk mengingatkan investor. Anda harus disiplin dan mandiri selama berinvestasi menggunakan instrumen ini walau pembayarannya tak berkala.

Jika Anda tipe yang mudah lupa, beberapa lembaga menyediakan layanan khusus untuk memangkas dana yang akan diinvestasikan. Anda hanya perlu memastikan rekening terisi dan saldo yang dipakai mencukupi untuk reksa dana.

  1. Reksa dana dapat dibubarkan

Ada dua kondisi yang memungkinkan reksa dana dibubarkan: diperintahkan OJK berdasarkan perundang-undangan dan Nilai Aktiva Bersih kurang dari Rp25 miliar dalam jangka 90 hari bursa. Manajer investasi biasanya akan melakukan likuidasi atau pembubaran.

Cara investasi reksa dana untuk menghadapi situasi ini adalah dengan menjaga performa. Perhitungan NAB umumnya akan memperlihatkan uang yang dikelola manajer investasi. Semakin besar jumlahnya, semakin kuat pula instrumen tersebut.

  1. Pencairan bisa saja tak dilakukan

Pencairan reksa dana biasanya berlangsung selama tiga hari. Namun, Anda harus mewaspadai adanya risiko likuiditas Penjualan Kembali berdasarkan portofolio atau kemampuan manajer investasi untuk melunasinya dengan uang tunai.

Risiko ini juga dapat muncul secara bersamaan, yakni saat investor menjual reksadana dan manajer investasi gagal menyediakan dana. Melihat AUM (aset bersih yang dikelola manajer investasi) adalah salah satu cara investasi reksa dana yang bisa diambil untuk menghadapi masalah tersebut.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "6 Cara Investasi Reksa Dana Sebagai Solusi Menghadapi Risiko Investasi"

Post a Comment